Jenis Wisata
Sebenarnya sulit untuk mendefinisikan wisata karena pelancong bisnis dan konvensi juga dapat menggabungkan konferensi dengan kegiatan wisata; tetapi secara umum, wisatawan adalah orang yang secara sukarela mengunjungi suatu tempat yang jauh dari rumah untuk tujuan mengalami perubahan.
Berdasarkan mobilitas yang dilakukan oleh wisatawan, maka wisata dapat dibagi menjadi lima jenis:
V. Smith (1989c) menggolongkan wisatawan berdasarkan volume wisatawan dan adaptasi mereka terhadap situasi lokal, yaitu sebagai berikut:
Sebenarnya sulit untuk mendefinisikan wisata karena pelancong bisnis dan konvensi juga dapat menggabungkan konferensi dengan kegiatan wisata; tetapi secara umum, wisatawan adalah orang yang secara sukarela mengunjungi suatu tempat yang jauh dari rumah untuk tujuan mengalami perubahan.
Berdasarkan mobilitas yang dilakukan oleh wisatawan, maka wisata dapat dibagi menjadi lima jenis:
- Wisata Etnis (Ethnic Tourism), menawarkan pada kebiasaan "kuno" masyarakat adat atau etnis tertentu dimana kebiasaan tersebut dianggap eksotis. Dalam wisata etnis, sepanjang aliran wisatawan bersifat sporadis dan dalam jumlah kecil, maka dampak host-guest dapat diminimalisir.
- Wisata Budaya (Cultural Tourism), menawarkan "keindahan" atau "warna lokal", sisa-sisa gaya hidup atau budaya yang hilang atau mulai luntur dalam bentuk rumah-rumah "gaya lama" (rumah tradisional), kain tenun, gerobak dan bajak kuda atau lembu, dan mesin atau tangan-tangan pembuat kerajinan.
- Wisata Sejarah (Historical Tourism), menawarkan kunjungan ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Wisata sejarah cenderung menarik banyak wisatawan yang berorientasi pada pendidikan. Hubungan host-guest dalam wisata sejarah seringkali impersonal dan terpisah, dan cenderung ke arah ekonomi daripada sosial.
- Wisata Lingkungan (Environmental Tourism), menawarkan kegiatan yang bersentuhan dengan geografis, seperti menikmati berkendara melewati gunung dan desa untuk mengamati hubungan manusia dengan tanah. Hubungan host-guest dalam wisata lingkungan sangat luas dan dapat dinilai secara lokal.
- Wisata Rekreasi (Recreational Tourism), seringkali menawarkan 3S (Sand, Sea, and Sex) dengan tujuan bersenang-senang. Hubungan host-guest dalam wisata rekreasi sangat luas, tetapi mungkin dipengaruhi oleh musim dari jenis wisata rekreasi.
V. Smith (1989c) menggolongkan wisatawan berdasarkan volume wisatawan dan adaptasi mereka terhadap situasi lokal, yaitu sebagai berikut:
- Explorer - terbatas dalam jumlah dan menerima sepenuhnya norma-norma lokal;
- Elite - jarang terlihat dan beradaptasi sepenuhnya;
- Off-beat - jarang namun terlihat, beradaptasi dengan baik;
- Unusual - sesekali terlihat dan menyesuaikan sedikit;
- Incipient mass - aliran stasioner dan mencari fasilitas Barat;
- Mass - aliran kontinu dan mengharapkan fasilitas Barat;
- Charter - kedatangan besar-besaran dan menuntut fasilitas Barat.
Cohen (1972) menggolongkan wisatawan yang berbasis kombinasi dari pencarian hal baru dan menginginkan keakraban. Tipologi wisatawan menurut Cohen adalah sebagai berikut.
- The organized mass tourist – rendah pada kepetualangan, tidak terlepas dari environmental bubble selama perjalanan, lebih memilih tempat yang sudah dikenal dan menggunakan pemandu wisata;
- The individual mass tourist – seperti the organized mass tourist, tetapi lebih fleksibel;
- The explorer – melakukan perjalanan sendiri, mencari jalan wisata yang tidak umum (off the beaten track), mencari akomodasi dengan standar lokal dan tingkat interaksi dengan masyarakat lokal tinggi; dan
- The drifter – berusaha untuk menjauh dari rumah dan keakraban, tidak ada rencana perjalanan tetap, bersedia untuk hidup dengan orang-orang lokal dan tenggelam dalam budaya lokal.
Motivasi Wisatawan
Mengapa wisatawan mengunjungi tempat-tempat tertentu? Pendekatan akademik motivasi di kalangan wisatawan telah dibingkai oleh Dann (1981) yang berisi tujuh elemen, yaitu:
Mengapa wisatawan mengunjungi tempat-tempat tertentu? Pendekatan akademik motivasi di kalangan wisatawan telah dibingkai oleh Dann (1981) yang berisi tujuh elemen, yaitu:
- Travel adalah tanggapan terhadap apa yang kurang diinginkan.
- Tujuan menarik, sebagai tanggapan terhadap dorongan motivasi.
- Motivasi sebagai fantasi – perilaku bukan sanksi kultural di rumah.
- Tipologi motivational: (a) perilaku, seperti keinginan berkelana; dan (b) tipologi berfokus pada dimensi peran wisatawan.
- Motivasi sebagai tujuan rahasia.
- Motivasi dan pengalaman wisatawan – termasuk diskusi kebenaran.
- Motivasi sebagai auto-definisi dan makna.
Konsep motivasi di antara para pelancong telah diringkas oleh Cooper (1999), yang meliputi dimensi sebagai berikut.
- Gagasan bahwa perjalanan awalnya perlu berhubungan dan memanifestasikan sendiri dalam hal keinginan dan kekuatan motivasi atau 'push', sebagai penggiat tindakan.
- Motivasi didasarkan pada aspek sosiologis dan psikologis norma-norma yang diperoleh, sikap, budaya, persepsi, dan lain-lain, yang mengarah ke bentuk motivasi individu tertentu dan kemudian mempengaruhi jenis wisata.
- Citra tujuan yang diciptakan melalui berbagai komunikasi saluran akan mempengaruhi motivasi dan kemudian mempengaruhi jenis wisata.
McIntosh (1977) menggunakan empat kategori motivasi yang siap diterapkan untuk menggambarkan wisatawan, yaitu:
- Motivasi fisik, berhubungan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga dan kesenangan. Kelompok motivasi ini berkaitan dengan kegiatan yang akan mengurangi ketegangan.
- Motivasi budaya, diidentifikasi oleh keinginan untuk melihat dan mengetahui lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup mereka, musik, seni, cerita rakyat, tari, dan lain-lain.
- Motivasi interpersonal (motivasi sosial), kelompok ini memiliki keinginan untuk bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat dan mencari pengalaman baru dan berbeda. Wisata adalah suatu pelarian dari hubungan rutin dengan teman-teman atau tetangga atau lingkungan rumah atau digunakan untuk alasan spiritual.
- Motivasi status dan prestise (motivasi karena fantasi), termasuk keinginan untuk kelanjutan pendidikan (seperti pengembangan pribadi, peningkatan ego, dan sensual indulgence). Motivasi ini berkaitan dengan keinginan untuk mengakui dan memperhatikan orang lain sebagai upaya peningkatan ego pribadi. Kategori ini juga mencakup pengembangan pribadi dalam kaitannya dengan pengejaran hobi dan pendidikan.