Selasa, 17 Januari 2017

ANAK LUAR BIASA: PENGERTIAN DAN KLASIFIKASINYA


Anak Luar Biasa ialah anak yang dalam proses perkembangan dan pertumbuhan fisik, mental atau emosi dan sosialnya mengalami penyimpangan (deviasi) bila dibandingkan dengan anak normal yang sebaya, sehingga mereka memerlukan pelayanan dan alat-alat kusus sesuai dengan penyimpangannya atau kelainannya. Atau di Amerika yang dikatakan anak luar biasa adalah: Those who deviate from what is supposed to be average in physical, mental, emotional or social characteristics to such an extent.

Jadi, penyimpangan perkembangan dan pertumbuhan tersebut dapat berwujud:
a.    Penyimpangan perkembangan/pertumbuhan fisik/jasmaniah.
b.    Penyimpangan perkembangan/pertumbuhan mental/kecerdasan.
c.    Penyimpangan perkembangan/pertumbuhan emosi dan sosial.

Terdapat perbedaan penggolongan Anak Luar Biasa oleh para ahli, tetapi dalam beberapa bagian ada persamaannya. Penggolongan tersebut hanya secara teoritis, tetapi secara praktis sukar untuk mengadakan penggolongan secara tajam, sebab akan terjadi overlapping (saling menimpa), jadi sukar untuk ditarik garis pemisah secara tegas.

Walaupun pada hakekatnya penggolongan tersebut tidak pernah tepat (terutama ilmu-ilmu sosial), namun setiap ilmu pengetahuan pasti ada penggolongan, karena penggolongan ini merupakan usaha manusia untuk dapat mengerti secara terperinci terhadap hal-hal yang menjadi objek/sasaran penyelidikan suatu ilmu. Jika tidak, ilmu tersebut tidak akan dapat mengerti hakekat daripada objek yang dipelajarinya.

Menurut Prof. Arch O Heck Dalam Buku “The Education of Exceptional Children”
Anak berkelainan sosial, dibagi menjadi dua, yakni:
1)    Anak nakal (delinquent)
2)    Anak yang suka menyendiri dan menjauhkan diri dari masyarakat

Anak yang berkelainan jasmaniah
1)    Anak timpang (crippled children)
2)    Anak berkelainan penglihatan
3)    Anak berkelainan pendengaran
4)    Anak berkelainan bicara
5)    Anak kerdil

Anak berkelainan mental
1)    Anak yang tingkat kecerdasannya rendah
2)    Anak yang tingkat kecerdasannya tinggi

Menurut Harry J. Baker Dalam Buku “Introduction to Exceptional Children”
  • Anak berkelainan jasmaniah
  • Anak berkelainan perkembangan mentalnya
  • Anak yang berkelainan susunan urat syaraf dan kejiwaan
  • Anak berkelainan tingkah laku
  • Anak yang mengalami reterdasi/kelambatan dalam pendidikan dan pengajaran

Menurut S.A. Kirk dan G.O Johnson Dalam Buku “Educating the Retarded Child”
  • Idiot. Tingkat kecerdasannya sangat rendah, uneducable (tidak dapat dididik), untrainable (tidak dapat dilatih), tidak dapat menjalankan ADL (Activities of Daily Living), atau tidak dapat menjalankan keaktifan hidup sehari-hari, seperti: tak dapat makan sendiri, minum, mandi, bicara, berjalan sendiri, tidak dapat memelihara dirinya sendiri, tidak dapat membedakan diri sendiri dengan dunia luar, tidak dapat membedakan aku dengan kamu, sehingga harus mendapatkan pemeliharaan dan penjagaan secara terus menerus dari keluarganya.
  • Imbesil. Mereka dapat dilatih (trainable), bahasnya berkembang sekedarnya, dapat dilatih ADL.
  • Moron. Mereka dapat dilatih 3M (membaca, menulis, dan menghitung), atau dapat dilatih The Three R’s (reading, writing, arithmetic) dan dapat dilatih ADL, dengan hasil yang lebih baik daripada anak imbisil.
  • Borderline Child (Anak Dungu). Anak dungu adalah anak yang tingkat kecerdasannya terletak pada garis batas antara normal dengan subnormal. Mereka dapat mengikuti sekolah umum, tetapi prestasi belajarnya berada di bawah prestasi kawan-kawannya yang normal.
  • Dull Normal Child (Anak Bodoh). Tingkat kecerdasannya agak normal, mempunyai kecakapan biasa, kecuali mata pelajaran yang bersifat memerlukan pemikiran dan pemecahan problem (problem solving). Mereka terbelakang satu sampai dua tahun bila dibandingkan dengan anak normal yang sebaya. Kalau mendapatkan bimbingan yang baik (tepat) dan kontinu dapat menamatkan SLTA walaupun dalam dalam diri anaktu lebih dari semestinya.

Menurut Faktor Penyebabnya (Tinjauan Etiologis)
a.    Faktor penyebab yang datang dari luar diri anak (exogenous)
Faktor exogenous adalah faktor di luar diri anak yang mengakibatkan kelainan/penyimpangan, misal: akibat kecelakaan, sehingga menyebabkan gegar otak, pendarahan otak (cerebral hemorrhage); akibat infeksi pada otak/peradangan otak (encephalitis); peradanmgan selaput otak (meningitis); akibat keracunan; karena kecelakaan terpaksa anggota tubuh diamputee  (dipotong), sehingga penderita menjadi cacat.

b.    Faktor penyebab yang terdapat dalam diri anak sendiri (endogeneous)
Disebut faktor endogenous, biasanya bersifat hereditas (keturunan yang diwariskan oleh orang tuanya dan berwujud cacat congenital (cacat sejak lahir), dan faktor penyebab lainnya yang mempengaruhi anak selama dalam kandungan atau sebelum anak dilahirkan. Jadi kelainan/cacat sejak lahir disebabkan oleh:
  • Keadaan jasmani dan rohani orangtua yang berkelainan yang diturunkan kepada anaknya.
  • Pada waktu anak dalam kandungan ketularan penyakit ibu dan ayahnya, misal kena syphilis, sehingga anak menjadi cacat pada waktu dilahirkan.
  • Karena benih (gen) akibat sesuatu sebab menjadi berkelainan, sehingga pada waktu berbuah menjadi bayi yang berkelainan.
  • Pada waktu ibu sedang mengandung menderita suatu penyakit yang dapat mengakibatkan kelainan/cacat pada anak yang dikandungnya, misal: penyakit kuning, influinan, gabagen, batuk kering dan kekurangan vitamin (avitaminou).

Penggolongan Menurut Tipe Klinis
Penggolongan tipe klinis tersebut tinjauannya sangat bersifat medis dan didasarkan atas hasil observasi dan research pada klinik-klinik. Macamnya yaitu:
  • Cacat akibat kelainan anatomis, yaitu alat-alat tubuh yang tidak normal.
  • Kelainan psikologis, yaitu mereka yang mengalami kelainan fungsi alat-alat tubuhnya, misal gerakan anggota tubuh inkoordinasi (lidah tidak dapat digerakkan, tangan sebelah bergerak-gerak di luar kesadarannya, dan sebagainya).
  • Kelainan patologis, orang menjadi cacat/berkelainan akibat suatu penyakit, misal akibat penyakit lepra, sipilis, dan sebagainya.
Catatan:
Tipe klinis ini meliputi kelainan-kelainan:
1)    Anak kerdil
2)    Anak Mongolic atau anak yang bertipe mongol
3)    Anak yang macrocephalic (berbatok kepala besar)
4)    Anak bertipe hydrocephalic (berbatok kepala besar karena banyak mengandung cairan)
5)    Anak yang microchaphalic (berkepala kecil)
6)    Anak cerebral palsy, yaitu anak yang mengalami inkoordinasi gerak alat tubuhnya.

Tipe kerdil, Mongolic, macrophalic, hydrocephalic, dan microchapalic, selalu dibarengi kelainan mental rendah atau lemah pikiran (mentally handicapped children), tetapi cerebral palsy kadang-kadang mengalami mentally handicap tetapi tidak selalu, malahan ada yang supernormal.

Penggolongan Menurut Tujuan Pendidikan (School Achievement)
  • Anak kurang cerdas (feeble minded children). Mereka mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat sekitar, sehingga memerlukan pengawasan dari orang tua itu atau lembaga yang khusus untuk mereka secara terus menerus.
  • Anak terbelakang (mentally handicapped children). Mereka harus dimasukkan ke SLB dengan kurikulum yang khusus, dan mereka masih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan  hidupnya.
  • Anak yang lambat kecerdasannya (slow learner). Mereka dapat mengikuti sekolah umum, tetapi harus mendapatkan pelayanan dan bimbingan khusus diberi ekstra pelajaran dan anak harus diarahkan dalam menyesuaikan diri dengan rencana pelajaran dan organisasi kelas.

0 komentar:

Posting Komentar